DOK. Vandea Production
Pencarian Terakhir
Sutradara dan Ide Cerita: Affandi Abdul Rachman, Pemain: Tesadesrada
Ryza, Aiman Faisal, Imelda Soraya, Nicky Novel, Dian Ari, Anwar Fauzy,
Wanda Nizar, Tupang Tiar, Verdi Solaiman, Endris Sukmana. Produksi: Vandea Production, Genre: Petualangan dan Misteri FILM dengan suguhan tema yang cukup menarik. Lumayan menggembirakan di tengah gempuran film komedi esek-esek yang kian vulgar. Kehadiran film garapan Affandi Abdul Rachman cukup memberi warna. Menghadirkan kisah petualangan para pencinta alam. Lengkap dengan segala kisahnya: Persahabatan, pertaruhan hidup, roman hingga kisah-kisah tentang kemagisan hutan yang penuh pikat dan misteri.
Inilah yang juga menarik sekelompok remaja untuk merasakan pesona itu. Ganjar (Tesadesrada Ryza), bersama sejumlah rekannya memilih mengisi hari liburan mereka dengan mendaki Gunung Sarangan. Tak ada yang menduga petualangan yang awalnya berjalan mulus berubah menjadi malapetaka. Mereka tersesat ketika kebingungan menentukan arah di sebuah pertigaan. Pita kuning yang menjadi tanda jejak mereka untuk pulang ternyata raib.
Hari terus merangkak larut, sebuah keputusan pun tentu harus segera diambil. Sial mereka memilih jalur yang salah dan kemudian tersesat di hutan belantara yang sunyi.
Kabar mengejutkan itu, akhirnya sampai juga ke telinga kakak Ganjar, Sita (Richa Novisha). Ia benar-benar dihantui peristiwa-peristiwa pahit yang telah dialami para pendaki lainnya. Kebanyakan dari mereka, tak bisa kembali dan pulang hanya tinggal nama.
Namun demi sang adik, Sita dibantu dua sahabatnya, Oji (Alex Abbad) dan Bagus (Yama Carlos), mencoba menemukan jejak adiknya yang masih tersesat. Diam-diam, Bagus juga mengajak Tito (Lukman Sardi), salah satu sahabat mereka, yang memilih mengasingkan dari kegiatannya sebagai pecinta alam lantaran sebuah kejadian traumatik yang dialaminya.
Jauh sebelumnya, Tito harus kehilangan sahabatnya Norman (Mike Muliadro), di kawasan yang sama. Tito memang berhasil selamat, namun teror dari kawasan angker itu tak pernah hilang dalam ingatan. Jejak Norman pun tak pernah diketahui. Ia hilang bak ditelan hutan yang sunyi.
Affandi Abdul Rachman, sutradara yang juga penggagas cerita, berhasil menghantarkan penonton pada suasana yang cukup menegangkan. Dramatugi yang dibangun pun lumayan apik. Ini yang kemudian menggiring penontonnya untuk mengikuti adegan per adegan dari cerita yang disuguhkan. Sayangnya, di sejumlah adegan sajian gambar terasa kurang sedap di mata, lantaran ketetenaran menangkap gambar secara detail. Sejumlah adegan tampak terlihat tak fokus.
Cerita yang diangkat sutradara jebolan Colombia College of Hollywood, Los Angeles, jurusan penyutradaraan dan sinematografi ini, diilhami dari kejadian yang pernah dialami (mungkin) sejumlah pecinta alam. Cerita-cerita tentang orang-orang yang tersesat di hutan hingga hilang tak ketahuan jejaknya, atau juga kisah tentang persahabatan yang kuat di antara para pecinta alam.
Sebagai aktivis pecinta alam, lewat film layar lebar pertamanya ini, Affandi boleh jadi ingin mengingatkan bahwa sejatinya manusia memperlakukan alam dengan semestinya. Saling menghargai meski kepada alam sekalipun. Kisah Ganjar dan rekannya, mempertegas gambaran tersebut. Ganjar dan teman-temannya, tak memperlakukan alam sebagai mestinya. Ia pongah dan melalaikan etika-etika terhadap alam yang penuh misteri itu.
Ruang-ruang misteri inilah yang menjadi gimmick dari cerita yang dihadirkan di film Pencarian Terakhir. Kisah orang-orang yang tersesat di hutan atau misteri yang melingkupinya menjadi bagian yang menggiring dada penonton berdegup kencang.
Pada adegan ini, Affandi mencoba realistis. Pemunculan sosok-sosok "misterius" dihadirkan tanpa harus membodohi penontonnya. Tak seperti film berbau horor, pemunculan sosok-sosok gaib direkayasa sedemikian rupa demi menghadirkan aroma yang menakutkan. Affandi jutsru tak melakukan hal itu.
Proses syuting Pencarian Terakhir mengambil lokasi di kawasan pegunungan di Sukabumi, Jawa Barat. Menurut Affandi butuh ekstra keras untuk melakukan pengambilan gambar di lokasi tersebut. Untuk mencapai lokasi, para kru dan pemain harus melewati jalur yang berat dengan jarak mencapai berkilo-kilo meter. Selain medan yang sulit, kondisi alam yang ganas juga menjadi tantangan sendiri dalam proses penggarapan filmnya ini. Dituntut kekuatan fisik dan mental, tak hanya kru tapi juga para pemain.
Richa Novisha, salah satu bintang di film ini, bahkan harus berhari-hari berada di hutan demi merampungkan syuting film terbarunya itu. Buat Richa, ini pengalaman pertamanya mendaki gunung. Meski berat, namun ia menikmati suasana syuting, berkemah dan menghabiskan hari-hari di hutan. Pengalaman inilah yang juga dirasakan Lukman dan Alex dan bintang pendukung lainnya. (EH)